PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN SALAT SISWA KELAS IVA
SDN MUKTIHARJO KIDUL 01 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DENGAN KONSISTENSI BIMBINGAN MODEL KOLABORASI
ANTARA GURU DAN WALIMURID
Disusun Oleh :
MUHYIDIN, S.Ag.
NIP 19681029 200801 1 004
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PEDURUNGAN
SDN MUKTIHARJO KIDUL 01 SEMARANG
Jl. Sidomukti I / 20 Tlogosari Semarang Telp. 024 6717849
Email : sdnmuktiharjokidul01@gmail.com
www.sdnmukiharjokidul01.com
2010
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menegakkan salat merupakan rukun Islam kedua. Selain itu salat juga merupakan ruh agama dalam Islam, sehingga nabi Muhammad bersabda : “salat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan salat berarti telah menegakkan agama Islam dan barang siapa yang meninggalkannya berarati telah menghancurkan agama”. Namun kesadaran salat bagi kaum muslimin masih sangat rendah sehingga banyak kita melihat orang yang mengaku dirinya Islam namun enggan melakukan salat. Secara preventif Rasulullah memerintahkan kepada orang tua agar mendidik putra/putrinya salat sejak berumur 7 tahun, dan harus bersikap tegas terhadap anaknya yang sudah berumur 10 tahun belum mau melakukan salat, bahkan kalau perlu memukulnya. Ini agar jangan sampai anak yang sudah memasuki akil balig belum mampu dan mau salat, karena banginya telah bertanggung jawab penuh atas amalnya sendiri.
Guru sebagai orang tua di sekolah juga berkewajiban mendidik siswanya salat sejak umur tujuh tahun. Hal ini telah diakomodasi dalam kurikulum KTSP tahun 2006 dimana salat diajarkan sejak kelas II sampai kelas IV SD. Setalah kelas V secara formal tidak diajarkan lagi tatacara salat.
Peneliti pada akhir tahun ajaran 2009/2010 pernah melakukan penelitian terhadap siswa kelas V yang akan naik ke kelas VI ternyata diperoleh hasil masih ada 30 (40%) dari 85 siswa kelas V anak yang belum mampu salat dengan benar. Untuk memaksimalkan pembelajaran salat di sekolah pada awal tahun pelajaran 2010/2011 penulis mencoba melakukan bimbingan salat terhadap siswa kelas IV SDN Muktiharjo Kidul 01 dengan bekerjasama dengan orang tua walimurid.
B.Permasalahan
Dari uraian di atas terdapat beberapa permasalah yang harus segera ditindaklanjuti oleh semua pihak agar semua siswa SDN Muktiharjo Kidul yang beragama Islam mampu dan mau melaksanakan salat dengan baik dan benar. Permasalahan tersenut yaitu :
1.Mengapa masih banyak siswa kelas V dan VI yang belum bisa salat ?
2.Apakah dengan kolaborasi bimbingan antar guru dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan salat anak ?
C.Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terfokus perlu adanya pembatasan masalah dengan hanya menggunakan dua variabel, yaitu variabel terikat dalam hal ini hasil belajar siswa kelas IVA Semester 1 SDN Muktiharjo Kidul 01 Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan mengambil materi Tatacara Salat Wajib Lima waktu.
Sedangkan sebagai variabel bebasnya adalah kolaborasi antara guru dan walimurid dalam membimbing salat siswa kelas IVA SDN Muktiharjo Kidul 01 Semester I tahun Pelajaran 2010 / 2011
D.Rumusan Masalah
Untuk mengatasi rendahnya keberhasilan pembelajaran salat yang selama ini dilakukan, peneliti mengajukan solusi “ Apakah dengan konsistesi kolaborasi antara guru dan walimurid dalam membimbing salat siswa dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan salat siswa IVA SDN Muktiharjo Kidul 01 Semester I tahun Pelajaran 2010 / 2011 ?”
E.Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini, meningkatkan kesadaran kaum muslimin untuk menjadikan salat sebagai kewajiban dan kebutuhan hidup
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini, untuk mengetahui efektifitas pembelajaran salat di sekolah yang selama ini dilakukan dan selanjutnya melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemauan salat siswa kelas IVA Semester 1 SDN Muktiharjo Kidul 01 Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui konsistensi bimbingan salat secara kolaboratif antara guru dan walimurid
F.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a.Mendapatkan pengetahuan tentang tatacara salat yang benar sesuai dengan ajaran Islam bagi siswa kelas IVA Semester I SDN Muktiharjo Kidul 01 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011
b.Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2.Manfaat Praktis
Dengan adanya kolaborasi antar guru dan walimurid dalam membimbing siswa dalam pembelajaran salat, maka akan diperoleh manfaat :
a.Manfaat bagi siswa
1)Dapat melakukan salat dengan benar
2)Meningkatkan kesadaran bahwa salat merupakan suatu kewajiban dan kebutuhan bagi siswa
3)Meningkatkan motivasi belajar agama lebih lanjut
b.Manfaat bagi guru
1)Beban guru lebih ringan karena telah dibantu oleh orang tua di rumah
2)Guru dapat mengetahui tingkat keberagamaan keluarga siswa di rumah
3)Guru dapat melakukan pendekatan secara tepat terhadap siswa
4)Terjalin komunikasi antara guru dan wali murid
c.Manfaat bagi Orangtua / Walimurid
1)Dapat mengetahui dengan benar perkembangan dan kemampuan putra/putrinya
2)Menyadarkan bahwa kewajiban membimbing salat sepenuhnya adalah orang tua
3)Terjadi komunikasi antara anak dan orang tua
d.Manfaat bagi sekolah
1)Menyadarkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan keluarga
2)Akan tercipta suasana sekolah yang kondusif, harmonis dan agamis
II.KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A.Kajian Teori
1.Konsistensi Bimbingan Siswa
Konsistensi menurut kamus Besar bahasa Indonesia artinya “ tidak berubah ubah/ketetapan dan kemantapan dalam bertindak” (KBBI ,2005: 589)
Bimbingan artinya “petunjuk cara mengerjakan sesuatu/tuntunan” (KBBI,2005: 152) Membimbing merupakan tugas utama seorang guru, yaitu membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. (Moh Uzer Usman, 1992: 16)
Siswa atau murid yaitu orang(anak) yang sedang berguru/belajar/bersekolah (KBBI,2005:765) sedangkan belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan antar individu dengan lungkungannya.Kriteria keberhasilan dalam belajar yaitu ditandai dengan adanya terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
Pendidikan merupakan pembimbingan seseorang kearah dewasa, baik secara biologis,baik secara ekonomis, baik secara sosiologis. Seseorang yang dewasa harus mempunyai skill life atau kecakapan hidup sehingga dia tidak menjadi beban bagi orang lain, Dia harus mempunyai kepribadian yang mandiri sehingga setiap tantangan, rintangan dan persoalan hidup dapat menerima dengan tenang, kemudian menghadapi dengan cermat, dan mengatasi serta memecahkannya dengan bijaksana. ( Moh Uzer Usman, 1992 : 2)
Dalam membimbing anak agar mampu dan mau melaksanakan salat dengan benar Rasulullah telah memerintahkan “didikalah anak-anakmu salat sejak berumur 7 tahun, dan pukullah setelah 10 tahun”. Perintah Rasulullah ini memiliki maksud agar dalam mendidik anak tidak secara instant, melainkan bertahap, kontinyu dan konsisten dari umur 7 tahun. Usia 7 tahun bagi anak merupakan golden age dimana anak memiliki kepekaan untuk meniru dan mencontoh apa yang ia lihat dan dengar. Maka apabila dibimbing salat secara konsisten selama 3 tahun insya allah anak akan dapat salat dengan baik dan benar dan mau melaksanakannya dengan penuh kesadaran. Namun apabila sudah dibimbing lebih dari 3 tahun perlu adanya evaluasi dan refleksi untuk melakukan tindakan yang lebih tegas, kalau perlu dipaksa bahkan memukulnya sehingga jangan sampai anak belum mampu dan mau salat saat memasuku masa akil balig. Karena setelah balig anak sudah harus bertanggung jawab sendiri atas amal ibadahnya.
Kalau sampai ada anak muslim yang tidak salat, pada hakekatnya adalah kesalahan sang pendidik sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW “ setiap anak lahir dalam keadaan suci, maka sebenarnya kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu apakah menjadi Yahudi, atau nasrani atau majusi “
Jadi konsistensi bimbingan siswa, yaitu bimbingan kepada siswa secara terus menerus sesuai dengan aturan yang benar sehingga tercapai tujuan belajar siswa
2.Kolaborasi antara Guru dan Walimurid
Menurut undang-undang pendidikan, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan sekolah. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama yang harmonis antara ketiganya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Dalam hal pembelajaran salat juga harus ada kerja sama yang baik antara guru dan orang tua. Oleh karena itu disini perlu dibahas peran orang tua dan guru dalam pendiidikan
a.Orangtua / walimurid
Orang tua adalah orang yang melahirkan, sedangkan walimurid adalah orang yang menjamin dan bertanggung jawab terhadap anak di sekolahnya. (KBBI, 2005:1267) Menurut Drs.H. Fuad Ihsan, tugas dan tanggung jwab orang tua di keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan, dan pendidikan kesosialan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusis dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan ini serta cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh kembangnya watak, budi pekerti serta kepribadiantiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima di dalam keluarga inilah yang kan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah (Fuad Ihsan, 1995 : 570
b.Guru
Guru merupakan kepanjangan tangan dari orang tua untuk melakukan salah satu tugasnya yaitu mendidik anak. Oleh karena itu guru mempunyai skill life atau kecakapan hidup sehingga dia tidak menjadi beban bagi orang lain, Dia harus mempunyai kepribadian yang mandiri sehingga setiap tantangan, rintangan dan persoalan hidup dapat menerima dengan tenang, kemudian menghadapi dengan cermat, dan mengatasi serta memecahkannya dengan bijaksana.
Hakikat belajar mengajar: menurut Abu Ahmadi hakikat mengajar itu ada beberapa jenis:
1) menanamakan pengatahuan kepada anak,
2) menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada anak,
3) suatu aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi prases belajar.
Guru sebagai salah satu sumber belajar.Guru yang membimbing harus orang kompeten, pendidik yang kompeten adalah guru yang mempunyai kesadaran kependidikan yang tinggi dan memenuhi syarat -syarat seorang guru yang baik.
Kesadaran kependidikan.Menurut J. Murry Lee dalam bukunya” Elementry Education to day and tomorrow, bahwa pada seorang guru sebagai anggota profesi hendaklah terdapat kesadaran profesi seabagai berikut:
1). Kesadaran pertama, adalah kesadaran pelayanan profesi mengemban tugas untuk kepentingan masyarakat. Kesadaran ini diterapkan dan tercermin dalam prilaku di Sekolah dan luar sekolah.
2). Kesadaran kedua, adalah kesadaran profesi guru menuntut kompetensi intelektual dan keterampilan profesi yang cukup tinggi, hal ini berarti adanya kesadaran untuk meniglkatkan harkat, martabat dan wibawa profesi.
3). Kesadaran ketiga, adalah kesadaran tentang jaminan terhadap masyarakat bahwa kita mampu untuk melaksanakan tugas mengajar dengan baik, berarti seorang guru mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
4). Kesadaran keeempat, adalah kesadaran untuk berorganisasi untuk kepentingan meningkatkan aktifitas dan pertumbuhan professional.
Syarat-syarat untuk menjadi guru yang baik.Untuk menjadi guru yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1). Ijazah guru. Seorang guru/pendidik haruslah mempunyai Ijazah guru, karena ijazah ini merupakan bukti otentik bahwa seseorang itu telah mempunyai dasar keguruan.
2). Sehat jasmani dan rohani.Pendidik haruslah sehat jasmaniyah dan rohaniyah yang dibuktikan dengan keterangan dokter. Hal ini penting sebab orang yang tidak sehat tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik dan teratur, apalagi tugas yang berat karena menyangkut masyarakat.
3). Mempunyai kepribadian yang baik.Pendidik merupakan contoh hidup( living example) bagi peserta didik, oleh sebab itu gurulah yang lebih dahulu menerapkan norma-norma yang terpuji yang tercermin dalam perbuatannya.
4). Memiliki rasa tanggungjawab,Pendidik haruslah orang yang bertanggungjawab dapat meninggalkan norma daerah dan kelompok untuk kepentingan nasional. Sehingga setiap permasalahan dapat dilihat dalam konteks yang luas.
Sikap dan sifat-sifat guru yang utama sebagai pendidik yang baik haruslah memiliki sikap mental dan sifat-sifat yag utama. Sikap dan sifat utama ini akan menjadikan seseorang itu mempunyai wibawa sehingga orang berkeinginan untuk mengikutinya. Sesuai dengan tugas Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia seabagai pendidik yang ulung, dengan sabdanya: “ sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia ( H.R Bukhari dan Muslim).Sikap dan sifat-sifat utama itu merupakan kunci kesuksesan seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya. Sikap dan sipat itu antara lain:
1). Adil.Pendidik haruslah menerima muridnya secara adil, guru tidak membedakan murid yang pintar dengan yang bodoh, yang cakap dengan yang kurang cakap, sehingga murid merasa diperlakukan sama dan secara adil.
2). Percaya dan cinta kepada anak didik dalam arti yang positif.Pendidik haruslah mempercayai murid bahwa mereka mampu mandiri, Guru harus menyenangi murid dalam arti yang positif, sehigga kegiatan akan berjalan dengan penuh kedamaian. Guru harus mempunyai suatu keyakinan bahwa murid mempunyai kata hati yang cendrong kepada yang baik, tetapi kata hati murid masih lemah oleh sebab itu guru mengembangkan dan membimbingnya supaya mempunyai kepribadian mandiri.
3). Sabar dan rela berkorban.Pendidik haruslah mempunyai kesabaran yang tinggi, sebab seorang pendidik menghadapi manusia yang terdiri dari berbagai latar belakang kehidupan yang berbeda, kemauan yang beragam, watak dan kecendrongan yang berbeda pula. Karena orang yang sabar disayang Allah, sesuai dengan firmannya berbunyi: “ Sesungguhnya Allah Cinta orang yang sabar” ( Q.S. Al-Baqoroh 153).
4). Mempunyai kewibawaan terhadap murid.Kewibawaan adalah pengakuan murid terhadap kelebihan gurunya sehingga mereka terdorong untuk meniru dan mengikutinya dengan sukarela.
5). Guru harus cerah dan riang.Seorang guru harus cerah dan riang sehingga murid tidak terperangkap dengan perasaan yang tertekan. Mereka akan belajar sambil bermain untuk mencapai tujuan pendidikan.
6). Bersikap baik terhadap guru lainnya.Rekanan guru adalah merupakan kelompok pendidik yang saling mengisi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau dewan guru atau rekanan guru tidak sejalan dalam mendidik murid, sama halnya laksana dua orang yang satu membangun yang lainnya meruntuhkan, tak mungkinlah gedung akan berdiri. Demikian pulalah rekanan guru yang tak searah, menimbulkan masalah baru, yang akhirnya akan menghambat pencapaian tujuan.
7). Bersikap baik terhadap masyarakat.Masyarakat adalah partner guru dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa kerjasama masyarakat dengan guru sulitlah untuk melaksanakan pendidikan dengan baik. Karena pada hakikatnya guru itu pengabdi dan pelayan masyarakat.
8). Guru harus menguasai materi yang diajarkan.Penguasaan bahan ajar merupakan keharusan bagi guru, karena tanpa penguasaan materi yang sempurna akan menimbulkan kehilangan wibawa seorang guru. Bila murid tahu kelemahan gurunya maka akan terjadilah suasana yang tidak serasi. Kalau hal ini terjadi berlarut-larut akan menimbulkan dampak negative pada hasil belajar murid.
9). Guru harus suka pada mata pelajarannya.Pendidik harus menyenangi pelajaran yang diajarkan, sehingga akan mudah mempersiapkan dan melaksanakan. Pelajaran yang disenangi akan berhasil lebih baik ketimbang pelajaran yang dibenci, karena pelajaran yang disenangi guru menjadikan proses belajar mengajar yang lebih hidup dan gembira.
10). Guru harus mempunhyai pengetahuan yang luas.Dalam masyarakat tertentu guru dianggap serba tahu segala hal, tempat bertanya kalau tak mengetahui, tempat mencari informasi dansebagainya. Kecewalah masyarakat bila guru panutannya mempunyai banyak kelemahan.
Azas didaktik Dalam Kegiatan belajar hendak memperhatikan pengajaran (azas didaktik) antara lain :
1) Harus ada pemusatan perhatian sehingga semua potensi yang ada pada diri peserta didik dapat berfungsi dengan maksimal.
2) Harus ada keaktifan peserta didik harus aktif dalam proses belajar mengajar, keaktifan itu menunjukan dalam jiwa siswa itu ada proses.
3) Kegiatan belajar mengajar itu harus ada bahan yang diragakan sehingga dapat dilihat oleh siswa,
4) Memperhatikan kemampuan peserta didik.
5) Korelasi dan konksentrasi,
6) Praktis dan efesien
Jadi yang dimaksud kolaborasi antara guru dan orang tua yaitu kerjasama antara guru dan orangtua untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.
3.Kemampuan dan Kemauan Salat Lima Waktu
Kemampuan yaitu kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu. (KBBI,2005:707). Sesaeorang bisa dikatakan mampu apabila dapat mengetahui, memahami dan mempraktekkannya sesuai dengan aturan yang benar secara teoritis
Kemauan artinya apa yang dimaui, keinginan, kehendak (725) maksudnya yaitu mau melaksanakan sesuatu dengan penuh kesadaran tanpa harus dipaksa atau dipengaruhi
Asal makna salat yaitu do’a, menurut fiqh yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram, disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. (Sulaiman Rasyid, 2006: 53) Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, salat adal rukun islam kedua berupa ibadah kepada Allah wajib dilakukan oleh setiap muslim mukallaf, dengan syarat, rukun, dan becaan tertentu dimulai dengan takbiratul ihram diakhiri dengan salam (KBBI,2005: 983)
Tatacara salat yang benar, adalah tatacara salat yang telah dicontohkan oleh Rasululla “ salatlah kamu sekalian, sebagaimana kamu melihat aku salat” Salat hendaklah dilakukan dengan khusyu’ yaitu sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi. Firman Allah : “ berbahagilah orang-orang mukmin, mereka itu yang salatnya khusyu’…” Salat yang diwajibkan bagi umat Islam adalah salat lima waktu yaitu salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan Isya’
Sebaliknya orang yang mengaku dirinya muslim tapi tidak salat itu sama halnya dengan orang kafir. Sabda nabi : “Perjanjian yang merupakan perbedaan dengan orang kafir adalah mengerjakan salat. Maka barang siapa yang meninggalkan salat ia adalah kafir”. Bahkan orang yang membiarkan keluarganya meninggalkan salat termasuk orang yang meremehkan agama Allah. Apabila ada anggota keluarga yang telah diingatkan namun tetap tidak mau salat maka harus kita keluarkan dari anggota keluarga kita dan harus dijauhi. Ia adalah setan yang berubah tubuh menjelma menjadi manusia. ( Imam Abdulloh Ba’lawi al Hadad,Trj.Moh Abdai Rathomy, 1981 :391)
Sholat adalah tiangnya agama Islam, sholat merupakan amal yang pertama kali dipertanggungjawabkan nanti di hari kiamat, bila sholatnya baik maka amal yang lain jadi baik, jika sholatnya rusak maka amal yang yang lain jadi tercemar. Sholat dicanangkan oleh Allah SWT untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan diri dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya,
Jadi yang dimaksud kemempuan dan kemauan salat disini adalah anak dapat melaksanakan salat dengan benar sesuai dengan tuntunan serta mau melaksanakannya dengan penuh kesadaran.
B.Kerangka Berfikir
Kondisi awal guru belum menerapkan bimbingan salat siswa dengan kolaborasi antara guru dan orang tua walimurid. Pembelajaran salat dilakukan dari kelas II sampai kelas IV dilakukan sesuai dengan acuan kurikulum KTSP dan ditambah dengan pembiasaan membaca bacaan salat sebelum pelajaran agama Islam dimulai. Namun hasilnya kurang maksimal karena setelah dicek secara cermat dengan menggunakan cek point kompetensi salat masih banyak siswa kelas IV yang belum lulus salatnya Semester I tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengadakan bimbingan secara kolaboratif dengan orang tua walimurid secara terus menerus sehingga anak kelas IV A benar-benar mampu dan mau melaksanakan salat 5 waktu dengan penuh kesadaran.
C.Pengajuan hipotesa
Dari kerangka berfikir peneliti mangajukan hipotesa “ apakah dengan adanya konsistensi bimbingan dengan model kolaborasi antara guru dan orang tua walid dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan salat siswa kelas IVA SDN Muktiharjo Kidul 01 semester I tahun pelajaran2010/2011 ?
III.METODE PENELITIAN
A.Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas IVA SDN Muktioharjo Kidul 01 yang berjumlah 39 anak terdiri dari 25 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SDN Muktiharjo Kidul 01. Peneliti merencanakan waktu penelitian ini selam 2 bulan, yaitu bulan November dan Oktober 2010
B.Sumber Data
Sumber data penelitian diambil dari kartu bimbingan, angket dan hasil uji praktek salat siswa kelas IVA SDN Muktiharjo Kidul 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011
C.Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif dalam konsistensi bimbingan secara kolaboratif antara guru dan orang tua/walimurid siswa diperlukan instrumen. Beberapa instrumen yang digunakan adalah:
1.Lembar observasi Proses belajar mengajar (PBM). Instrumen ini digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi pemahaman siswa.
2.Lembar observasi tanya jawab. Lembar ini digunakan untuk merekam semua pertanyaan maupun jawaban yang dicatat guru.
3.Angket yang harus diisi oleh orang tua untuk mengetahui kualitas dan kuantitas salat anak di rumah
4.Learning log. Instrumen ini merupakan catatan refleksi dan kritis fenomena kelas dari siswa tentang keterlibatannya dalam proses pembelajaran.
5.Lembar hasil pencapaian kinerja guru. Instrumen ini berisi tentang catatan tahap demi tahap pencapaian kinerja guru dalam sikius I dan II.
6.Kartu bimbingan salat yang harus ditanda tangani oleh orang tua dan guru sebagai bukti adanya kolaborsi antara guru dan orang tua .
7.Cek poin kopetensi solat, sebagai media penilaian praktis salat siswa
D.Validasi Data
Validitas dan reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan practical validity. Bentuk practical validity yang dipakai peneliti adalah face validity dan critical reflection.
E.Analisa Data
Untuk menganalisa data bentuk yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif menggunakan Analisis Diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2
Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis diskriptif berdasarkan hasil observarsi dan refleksi dari tiap-tiap siklus
F.Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas satu kali tatap muka. Setiap tatap muka melakukan kegiatan pembelajaran dari materi konsep/sub-konsep. Waktu yang diperlukan kurang lebih 3 jam pelajaran. Kegiatan-kegiatan dalam setiap tindakan meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan perenungan (reflecting).
Sikius I
Materi pelajaran pada siklus ini pokok bahasan Salat Wajib Lima Waktu. Media otentik yang dipakai demontrasi salat secara langsung. Langkah-langkah dalam siklus I adalah sebagai berikut:
1.Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalam siklus ini meliputi
a.Menyusun RPP dengan materi “Ketentuan Salat”,
b.Merancang pembelajaran praktik salat
c.Merancang kolaborasi antara guru dan walimurid
d.Membuat blanko bimbingan salat
e.Membuat soal uji praktik salat dalam bentuk penilaian cekpoint
f.Merancang lembar observasi
g.Membuat panduan wawancara dengan murid dan walimurid
1.Pelaksanaan (Acting)
Menghafalkan bacaan salat sudah dimulai sejak kelas II Semester I , dibaca sebagai pembiasaan setiap sebelum memulai pelajaran Agama Islam. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian Pelaksanaan KBM adalah materi Ketentuan salat wajib 5 waktu Kelas IV Semester I tahun 2010/2011. Pelaksanaannya meliputi :
a.Menjelaskan Ketentuan-ketentuan salat
b.Membagikan kartu bimbingan salat di rumah , walimurid membubuhkan paraf pada komtensi yang telah dikuasai anak
c.Guru menguji kompetensi yang telah diparaf oleh walimurid apabila telah benar guru membubuhkan paraf, apabila belum benar guru menugaskan lagi untuk mengulangi bimbingan dengan walimurid
d.Praktik salat bersama-sama dengan bimbingan guru di sekolah
e.Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang ketentuan salat.
f.Uji praktik salat seca individual
g.Wawancara dengan walimurid
h.Membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut
2.Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berasal dari :
a.observasi perilaku guru dan aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan.
b.Wawancara guru dengan murid dan walimurid
c.Kartu bimbingan salat
d.Hasil tes praktik salat
'Validasi hasil dilakukan dengan kuarted dari siswa, guru, ,guru mitra dan wali murid .
4. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan ini meliputi menganalisis data kuantitatif maupun kualitatif dari hasil observasi dengan instrumen yang telah ada. Hasil analisis digunakan untuk melihat hasil tindakan baik positif maupun negatif dan untuk menentukan tindak lanjut siklus berikutnya. Dari hasil penelitian pada siklus I , peneliti mengambil tindakan berupa perlunya kolaborasi antara guru dan walimurid secara intensif dalam membimbing salat siswa.
Sikius II
Kegiatan dalam siklus II meliputi:
1.Perencanaan ulang (Replaning)
a.Menyusun RPP dengan materi “Ketentuan Salat”,
b.Merancang pembelajaran praktik salat
c.Merancang kolaborasi antara guru dan walimurid
d.Membuat blanko bimbingan salat
e.Membuat soal uji praktik salat dalam bentuk penilaian cekpoint
f.Merancang lembar observasi
g.Membuat panduan wawancara dengan murid dan walimurid
2.Pelaksanaan (Acting)
a.Membagi kartu bimbingan
b.Pemanggil orang tua/walimurid bagi anak yang belum bisa salat sama sekali
a.Menjelaskan syarat, rukun, sunnah dan yang membatalkan salat
b.Praktik latihan salat bersama
c.Mengecek hasil bimbingan orang tua, yang sudah benar diparaf yang belum benar diulangi pertemuan berikutnya
d.Tes praktik salat individual
3.Pengumpulan Data (Observing)
Data yang dikumpulkan berasal dari :
a.observasi perilaku guru dan aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar melalui lembar pengamatan.
b.Wawancara guru dengan murid dan walimurid
c.Kartu bimbingan salat
d.Hasil tes praktik salat
'Validasi hasil dilakukan dengan kuarted dari siswa, guru, ,guru mitra dan wali murid .
4.Refleksi (Reflecting)
Kegiatan ini digunakan untuk melihat hasil tindakan terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus II dan untuk menentukan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
JADWAL PENELITIAN
No
KEGIATAN
MINGGU KE……..
SIKLUS I
SIKLUS II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Perencanaan
√
√
2
Proses pembelajaran
√
√
√
3
Evaluasi
√
√
4
Pengumpulan Data
√
√
5
Analisis Data
√
√
6
Penyusunan Hasil
√
√
7
Pelaporan Hasil
√
Catatan :
Penelitian dimulai dari tanggal 16 Oktober 2010
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Farichi, dkk, 2007, Khazanah Pendidikan Agama Islam Kelas IV SD, Bogor, Yudhistira
Al Hadad, Imam Abdulloh Ba’lawi, 1981, Petuah-Petuah Agama Islam, Trj.Moh Abdai Rathomy, Semarang, Toha Putra
As Suyuti, Jalaluddin Abdur Rahman, t.t., Jami’us Sagir, Bandung, Darul Ma’arif
Fuad Ihsan, 1995, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Jakarta, Rineka Cipta
Nana Sujana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru
Permendikans No. 22 Tahun 2006 , Standar Isi, Jakarta, Departemem Pendidikan RI
R.Hoerr, Thomas, 2007, Buku Kerja Multiple Intellegence, terj. Ari Nilandari, Bandung, Kaifa
Rasjid, Sulaiman, 2006, Fiqh Islam, Bandung, Sinar baru Algresindo
Soenarjo, Prof.RHA.,SH., 1971, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag
Tim Penulis. 2008. GBPP Th. 2006 Kelas IV. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar.
Tim Penulis. 2008.KTSP Suplemen GBPP Kurikulum SD Th. 2006 Kelas IV. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Zainal Abidin, 2004, Evaluasi Pengajaran, Padang, UNP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar